Rumah adalah tempat tinggal dan tempat
perlindungan bagi orang Jepang. Rumah juga merupakan tempat untuk berkumpul
dan bersosialisasi dengan keluarga dan teman-teman. Rumah juga dipercayai
sebagai tempat yang mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental seseorang.
Selain itu, rumah juga memiliki fungsi
spiritual bagi orang Jepang. Dalam agama Shinto, rumah dipercayai sebagai
tempat kami (dewa) bersemayam. Oleh karena itu, rumah seringkali didekorasi
dengan patung-patung kami dan ditempatkan di area yang dianggap suci. Rumah
juga dipercayai sebagai tempat untuk melakukan upacara keagamaan dan menyambut
tamu penting.
Secara umum, rumah dianggap sebagai tempat
penting yang memainkan peran yang esensial dalam kehidupan orang Jepang. Rumah
dianggap sebagai tempat yang harus dikelola dan dihormati dengan baik, untuk
menjamin kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual seseorang.
Jenis-jenis rumah di Jepang
Ada beberapa jenis desain rumah orang Jepang yang populer, di antaranya:
Shinto Shrine adalah jenis desain rumah
tradisional Jepang yang digunakan untuk tempat ibadah dalam agama Shinto.
Rumah ini dikenal dengan arsitektur yang unik dan khas, seperti atap yang
dibuat dari bambu atau kayu, dinding yang dibuat dari kayu, dan adanya torii
(portal) yang menandakan rumah ini sebagai tempat ibadah.
Sejarah rumah Shinto Shrine berawal dari
agama Shinto yang muncul di Jepang sekitar tahun 300-700 Masehi. Agama ini
berpusat pada konsep kami (dewa) yang dipercayai menguasai alam dan
berinteraksi dengan manusia. Pada awalnya, rumah-rumah Shinto Shrine
digunakan sebagai tempat ibadah yang sederhana dan tidak berukuran besar.
Namun, seiring berjalannya waktu, rumah-rumah ini semakin besar dan megah.
Setelah periode Edo (1603-1868), arsitektur
rumah Shinto Shrine mulai berkembang dengan cepat. Di bawah pemerintahan
Meiji (1868-1912), pemerintah Jepang memperkenalkan konsep "Shinto
Nationalism" yang menganggap agama Shinto sebagai simbol negara dan mengubah
desain rumah Shinto Shrine menjadi lebih besar dan megah. Hal ini dilakukan
sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap agama Shinto dan sebagai cara
untuk meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat Jepang.
Rumah tinggal minimalis (Minka) adalah jenis
desain rumah tradisional Jepang yang digunakan untuk rumah tinggal biasa.
Rumah ini dikenal dengan arsitektur yang sederhana dan minimalis, dengan
atap yang dibuat dari bambu atau kayu dan dinding yang dibuat dari kayu.
Minka juga seringkali memiliki kamar yang dapat diatur dan digunakan sesuai
kebutuhan, seperti kamar tidur, dapur, dan ruang tamu.
Sejarah rumah Minka berawal dari masa Edo
(1603-1868), ketika pemerintah Jepang memperkenalkan sistem han (feudal)
yang mengatur bagaimana setiap individu harus hidup dan bekerja. Pada masa
ini, mayoritas penduduk Jepang tinggal di desa dan bekerja sebagai petani
atau nelayan. Rumah-rumah yang dibangun untuk mereka harus sederhana dan
mudah dibangun, sehingga Minka lahir sebagai desain rumah yang sesuai dengan
kebutuhan tersebut.
Minka juga seringkali dibangun dengan
menggunakan bahan yang mudah didapat, seperti kayu dan bambu, yang dapat
ditemukan dengan mudah di sekitar desa. Dinding rumah dapat diubah-ubah
sesuai dengan cuaca atau kebutuhan, sehingga rumah dapat digunakan sepanjang
tahun.
Walaupun sederhana, rumah Minka memiliki
elemen arsitektur yang indah dan estetis. Beberapa dari elemen ini seperti
atap yang dibuat dari bambu atau kayu, dinding yang dibuat dari kayu dan
jendela yang dibuat dari kaca bening atau kertas, menambah keindahan rumah
Minka.
Rumah tinggal modern (Sekkei-jutaku) adalah
jenis desain rumah yang dikembangkan pada masa modern Jepang. Ini berbeda
dari rumah tradisional seperti Shinto Shrine atau Minka karena menggunakan
teknologi dan material yang lebih modern. Sekkei-jutaku dikenal dengan
arsitektur yang minimalis dan fungsional, dengan penggunaan bahan-bahan
seperti beton, kaca, dan besi.
Sejarah Sekkei-jutaku berawal setelah perang
dunia kedua, saat Jepang mulai bangkit dari kerusakan yang ditimbulkan oleh
perang. Pemerintah Jepang dan pengembang perumahan mulai memperkenalkan
desain rumah yang lebih modern dan efisien, yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang berubah.
Pada tahun 1953, Jepang mengadakan
"International House Exposition" di Osaka, yang menampilkan desain rumah
modern yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembang perumahan di
seluruh Jepang. Pada saat itu, Sekkei-jutaku mulai dikembangkan dan diterima
oleh masyarakat Jepang sebagai desain rumah yang modern dan sesuai dengan
kebutuhan.
Sekkei-jutaku mengutamakan pencahayaan yang
baik dan udara yang segar dengan menggunakan jendela yang besar dan terbuka,
serta desain yang memungkinkan arus udara yang baik. Desain ini juga
memperhatikan privasi dan kenyamanan dengan membuat ruang-ruang yang
terpisah sesuai dengan fungsinya, seperti kamar tidur, ruang tamu, dan
dapur. Material yang digunakan juga lebih modern seperti beton, kaca dan
besi yang membuat rumah memiliki tampilan yang modern dan elegan.
Rumah kayu tradisional (Machiya) adalah
jenis desain rumah tradisional Jepang yang dikenal dengan arsitektur yang
unik dan khas, yang dibangun dari kayu. Machiya digunakan sebagai rumah
tinggal dan juga sebagai tempat usaha kecil seperti toko atau duka. Machiya
mengutamakan fungsionalitas dan kenyamanan dengan membuat ruang-ruang yang
terpisah sesuai dengan fungsinya, seperti kamar tidur, dapur, dan ruang
tamu.
Sejarah Machiya berawal dari masa Edo
(1603-1868), ketika pemerintah Jepang memperkenalkan sistem han (feudal)
yang mengatur bagaimana setiap individu harus hidup dan bekerja. Pada masa
ini, mayoritas penduduk Jepang tinggal di kota-kota kecil dan bekerja
sebagai pedagang atau pekerja kota. Rumah-rumah yang dibangun untuk mereka
harus sesuai dengan kebutuhan bisnis dan tinggal mereka, sehingga Machiya
lahir sebagai desain rumah yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Machiya dibangun dengan menggunakan bahan
kayu yang mudah didapat dan dapat dibangun dengan cepat. Rumah ini juga
seringkali dibangun dengan menggabungkan elemen arsitektur tradisional
Jepang dengan elemen arsitektur Barat yang mulai populer pada masa itu.
Machiya seringkali ditandai dengan jendela yang besar dan terbuka, yang
membuat rumah ini tampak lebih terbuka dan bersih.
Walaupun sederhana, rumah Machiya memiliki
elemen arsitektur yang indah dan estetis. Beberapa dari elemen ini seperti
atap yang dibuat dari bambu atau kayu, dinding yang dibuat dari kayu dan
jendela yang dibuat dari kaca bening atau kertas, menambah keindahan
Machiya.
Rumah apartemen (Manshon) adalah jenis
desain rumah yang dikembangkan pada masa modern Jepang. Ini berbeda dari
rumah tradisional seperti Shinto Shrine, Minka, atau Machiya karena
merupakan hunian vertikal yang dibangun diatas lahan yang terbatas. Manshon
dikenal dengan arsitektur yang modern dan fungsional, dengan penggunaan
bahan-bahan seperti beton, kaca, dan besi.
Sejarah Manshon berawal dari periode
pos-perang dunia kedua, saat Jepang mulai mengalami pertumbuhan ekonomi yang
pesat. Pemerintah Jepang dan pengembang perumahan mulai memperkenalkan
desain rumah yang lebih modern dan efisien, yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang berubah. Pada saat itu, kota-kota di Jepang mulai mengalami
masalah keterbatasan lahan, sehingga dibutuhkan desain rumah yang dapat
memanfaatkan lahan secara efisien.
Manshon memiliki banyak kamar yang dapat
diatur dan digunakan sesuai kebutuhan, seperti kamar tidur, dapur, dan ruang
tamu. Desain ini juga memperhatikan privasi dan kenyamanan dengan membuat
ruang-ruang yang terpisah sesuai dengan fungsinya. Material yang digunakan
juga lebih modern seperti beton, kaca dan besi yang membuat rumah memiliki
tampilan yang modern dan elegan.
Beberapa Manshon juga dilengkapi dengan
fasilitas umum seperti kolam renang, gym, dan lapangan tenis. Hal ini
membuat Manshon menjadi pilihan yang populer bagi orang-orang yang
menginginkan gaya hidup modern dan nyaman.
Kesimpulan jenis-jenis rumah di Jepang
Semua jenis desain rumah tersebut memiliki
karakteristik yang unik dan berbeda satu sama lain. Namun, beberapa desain
rumah tradisional Jepang seperti Rumah tradisional Jepang (Shinto Shrine),
Rumah tinggal minimalis (Minka), dan Rumah kayu tradisional (Machiya)
seringkali memiliki elemen-elemen arsitektur yang sama, seperti atap yang
dibuat dari bambu atau kayu dan dinding yang dibuat dari kayu.
Rate this article
Getting Info...
Posting Komentar
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.